DIARE
PADA NEONATUS
1.
Pengertian
Diare
Menurut World Health Organization (WHO), penyakit diare adalah suatu penyakit
yan ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai
mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu
3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau
tinja yang berdarah. Penyakit ini paling sering dijumpai pada anak balita,
terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, dimana seorang anak bisa mengalami 1-3
episode diare berat (Simatupang, 2004)
2.
Etiologi Diare
Lebih dari 90% kasus diare akut adalah disebabkan oleh agen infeksius
(Ahlquist dan Camilleri, 2005). Diare dapat disebabkan oleh infeksi virus
seperti Enterovirus (Virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis), Adenovirus,
Rotavirus, Astrovirus dan lain-lain; infeksi bakteri seperti Vibrio, E.Coli,
Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas dan sebagainya;
infeksi parasit seperti cacing (Ascaris, Trichiuris, Strongyloides),
Protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis), jamur
(Candida albicans) (Kliegman, 2006) . Diare dapat juga disebabkan oleh
intoleransi laktosa, alergi protein susu sapi namun tetap sebagian besar diare
disebabkan oleh infeksi. Di Indonesia, penyebab utama diare adalah Shigella,
Salmonella, Campylobacter, E. Coli, dan Entamoeba histolytica (Depkes RI,
2000).
3. Patogenesis
Penyebab
tersering diare pada anak adalah disebabkan oleh rotavirus. Virus ini menyebabkan 40-60% dari kasus diare pada bayi
dan anak (Simatupang, 2004).
Setelah
terpapar dengan agen tertentu, virus akan masuk ke dalam tubuh bersama dengan
makanan dan minuman. Kemudian virus itu akan sampai ke sel-sel epitel usus
halus dan akan menyebabkan infeksi dan merusakkan sel-sel epitel tersebut .
Sel-sel epitel yang rusak akan digantikan oleh sel enterosit baru yang
berbentuk kuboid atau sel epitel gepeng
yang belum matang sehingga fungsi sel-sel ini masih belum bagus. Hal ini
menyebabkan vili-vlli usus halus mengalami atrofi dan tidak dapat menyerap
cairan dan makanan dengan baik. Cairan dan makanan tadi akan terkumpul di usus
halus dan akan meningkatkan tekanan osmotik usus. Hal ini menyebabkan banyak
cairan ditarik ke dalam lumen usus dan akan menyebabkan terjadinya
hiperperistaltik usus. Cairan dan
makanan yang tidak diserap tadi akan didorong keluar melalui anus dan
terjadilah diare (Kliegman, 2006)
4. Macam-macam Diare
Menurut WHO (2005) diare dapat diklasifikasikan
kepada:
1. Diare akut,
yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari. Diare
akut karena infeksi disebabkan oleh masuknya mikroorganisme atau toksin melalui
mulut. Kuman tersebut dapat melalui air, makanan atau minuman yang
terkontaminasi kotoran manusia atau hewan, kontaminasi tersebut dapat melalui
jari/tangan penderita yang telah terkontaminasi (Suzanna, 1993).
Ø Patogenesis Diare Akut
1.
Masuknya jasad renik yang masih hidup ke
dalam usus halus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung.
2.
Jasad renik tersebut
akan berkembang biak (multiplikasi) di dalam usus halus.
3.
Dari jasad renik
tersebut akan keluar toksin (toksin diaregenik).
4.
Toksin diaregenik akan menyebabkan
hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.
2. Disentri,
yaitu diare yang disertai dengan darah. Disentri, merupakan
peradangan pada usus besar yang ditandai dengan sakit perut dan buang air besar
yang encer secara terus-menerus (diare) yang bercampur lendir dan darah. (J.
Kopecko, 2005)
Ø Tanda
Gejala
a. Diare
mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja. Pada disentri shigellosis,
pada permulaan sakit, bisa terdapat
diare encer tanpa darah dalam 6-24 jam pertama, dan setelah 12-72 jam sesudah
permulaan sakit, didapatkan darah dan lendir dalam tinja.
b.
Panas tinggi (39,5 - 40,0 C), kelihatan
toksik.
c.
Muntah-muntah.
d.
Anoreksia.
e.
Sakit kram di perut dan sakit di anus
saat BAB.
f.
Kadang-kadang disertai dengan gejala
menyerupai ensefalitis dan sepsis (kejang, sakit kepala, letargi, kaku kuduk,
halusinasi).
3.Diare persisten, yaitu episode diare yang mula-mula bersifat akut
namun berlangsung selama 14 hari atau
lebih. Diare persisten dibedakan dari diare
melanjut, yaitu episode diare
akut yang melanjut hingga berlangsung selama 7-14 hari.
4.Diare yang disertai dengan malnutrisi berat
Diare anak dengan malnutrisi cenderung lebih berat, lebih lama dan angka
kematiannya lebih tinggi dibandingkan dengan diare pada anak dengan gizi baik.
Malnutrisi terjadi melalui mekanisme, meliputi penekanan faktor imunitas,
perubahan struktur mukosa usus dan defisiensi mikronutrien seng dan vitamin A.
Malnutrisi mengakibatkan kerusakan barier mukosa sehingga meningkatkan
kerentanan terhadap infeksi. Malnutrisi mengganggu produksi dan maturasi dari
enterosit baru sehingga merubah morfologi intestinal.Penelitian ini tidak
menyertakan subyek dengan status gizi buruk, sehingga faktor gizi buruk sebagai
perancu dapat disingkirkan.
5. Penatalaksanaan
Prinsip perawatan diare pada bayi adalah
sebagai berikut:
1. Pemberian cairan
(rehidrasi awal dan rumatan)
2. Diatetik (pemberian
makanan)
3. Obat-obatan
4. Teruskan pemberian ASI
karena dapat meningkatkan daya tahan tubuh
a. Jumlah cairan yang
diberikan adalah 100ml/kgBB/hari sebanyak 1 kali setiap 2 jam, jika diare tanpa
dehidrasi. Sebanyak 50% cairan ini diberikan dalam 4 jam pertama dan
sisanya adlibitium
b. Sesuaikan dengan umur
anak: <2 tahun diberikan ½ gelas, 2-6 tahun diberikan 1
gelas, >6 tahun diberikan 400cc (2 gelas).
5. Apabila dehidrasi ringan
dan diarenya 4 kali sehari, maka diberikan cairan 25-100 ml/kgBB dalam sehari atau
setiap 2 jam
6. Oralit diberikan
sebanyak lebih kurang 100 ml/kgBB setiap 4-6 jam pada kasus dehidrasi ringan
sampai berat
6.
Penyebab
Diare Pada Bayi
Diare dapat disebabkan antara lain :
- Infeksi virus (tersering rotavirus)
- Bakteri
- Parasit
- Anak yang sedang menjalani terapi antibiotik
- Alergi susu formula
- Bayi diberi makanan yang tidak sesuai dengan umurnya
- Keracunan makanan
- Memakan makanan yang asam, pedas atau bersantan sekaligus secara berlebihan
- Akibat infeksi dari penyakit lain seperti infeksi saluran kemih, campak dan lain-lain. Infeksi saluran kemih salah satunya disebabkan oleh bakteri E.coli, yang merupakan bakteri yang dapat menyababkan diare pada balita. Akibat imunisasi campak juga berpotensi menyebabkan diare dikarenakan setelah anak melakukan imunisasi campak, efek biasa yang ditimbulkan biasanya adalah timbul demam, sehingga menyebabkan sistem imunologi pada anak menurun menyebabka bakteri-bakteri lebih mudah masuk termasuk bakteri penyebab diare
7.
Cara
penularan Diare
Diare dapat ditular melalui beberapa cara antara lain
oleh :
1.
Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik
yang sudah dicemari oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.
2.
Anak bermain dengan mainan yang sudah terkontaminasi,
apalagi pada bayi sering memasukkan apapun kedalam mulutnya.
3.
Pengunaan sumber air yang sudah tercemar
4.
Tidak memasak air sampai mendidih
5.
Orang yang menyiapkan makanan anak tidak mencuci
tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau setelah membersihkan
tinja anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi perabotan dan alat-alat
yang dipegangnya.
6.
Pencucian peralatan makan dan minum menggunakan air
yang tidak bersih
7.
Botol susu tidak di rebus terlebih dahulu sebelum
digunakan
8.
Tanda-Tanda
Dehidrasi pada bayi yang mengalami Diare
Saat diare, anak mengalami kehilangan cairan dan
elektrolit melalui buang air besarnya. Bila kehilangan cairan dan elektrolit
tersebut tidak mendapatkan penggantian, maka anak akan mengalami dehidrasi bisa
ringan, sedang ataupun berat.
Pada bayi dan anak yang mengalami dehidrasi akan
menunjukkan tanda-tanda di bawah ini :
- Dehidrasi ringan sampai sedang : anak rewel, gelisah, tampak kehausan, mata terlihat lebih cekung daripada biasanya, tes cubitan di kulit (turgor) kembalinya lambat
- Dehidrasi berat : anak tidak sadar, mata cekung, sangat lesu, lemah, tidak merasa haus, tes turgor kembalinya sangat lambat, air kencing sedikit bahkan sampai tidak kencing, anak menangis tapi tidak keluar air mata. Pada bayi usia < 12 bulan terlihat ubun-ubun kepala terlihat cekung.
Cara pemeriksaan turgor kulit adalah dengan menjepit
atau mencubit kulit selama 30-60 detik kemudian dilepaskan. Bila turgor kulit
masih baik, kulit akan cepat kembali ke keadaan semula. Bila turgor kulit tidak
baik, maka kembalinya kulit akan lambat, kondisi tersebut menunjukkan bahwa
anak mengalami dehidrasi.
PENANGANAN :
Penanganan diare ditujukan untuk mengobati gejala yang
ada, mencegah dan menanggulangi dehidrasi dan keseimbangan elektrolit serta
mencegah dan menanggulangi gangguan gizi. Jadi untuk melaksanakan terapi diare
harus secara secara komprehensif, efisien dan efektif.
Tindakan yang dapat dilakukan adalah :
- Memberikan makanan yang kaya gizi
- Makan lebih sering dengan porsi yang lebih sedikit
- Jangan makan atau minum terlalu cepat
- Berikan ASI atau susu formula lebih sering
- Berikan asupan zinc
- Berikan cairan yang mengandung elektrolit (oralit) setiap buang air besar (BAB). Bila tidak ada oralit dapat menggunakan air tajin atau kuah sayur. Pemberian cairan harus diberikan sedikit demi sedikit dengan frekuensi sesering mungkin
- Tidak minum minuman yang manis
- Bila anak disertai muntah, tunggu 10 menit kemudian lanjutkan dengan pemberian oralit sedikit demi sedikit
- Memberikan probiotik yang dapat dicampur dalam minuman ataupun makanan anak. Tujuan pemberian probiotik adalah memperbanyak kuman baik sehingga dapat mempersingkat lamanya diare
- Jangan berikan obat untuk menghentikan diare apapun kecuali obat dari dokter
- Segera bawa ke rumah sakit bila diare terus berlanjut dan anak terlihat semakin lemah
9. Pencegahan Diare
Berikut beberapa tips yang dapat mencegah bayi dan anak
terserang diare, antara lain:
- Memberikan ASI ekslusif sampai bayi berusia 6 bulan
- Setelah bayi berusia 6 bulan beri tambahan makanan pedamping ASI secara bertahap dalam jumlah dan kelembutannya
- Biasakan mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir sebelum menyiapkan makanan untuk bayi dan anak serta setelah BAB
- Memasak air minum sampai mendidih
- Merebus botol susu sebelum dipakai
- Mencuci alat-alat makan dan minum dengan air bersih dan membilasnya dengan air matang
- Membiasakan buang sampah pada tempatnya
- Anak – anak jangan bermain di tempat yang kotor
- Biasakan anak mencuci tangan sebelum makan atau minum dan setelah menggunakan kamar mandi
- Tutup makanan atau minuman sehingga terhindar dari binatang
- Kenali jenis makanan yang dapat menimbulkan alergi terutama pada balita.
- Bersihkan alat bermain si kecil serta lingkungan rumah secara teratur
- Sajikan makanan yang dimasak atau di goreng. Jika belum diolah masukkan ke dalam kulkas, karena membiarkan makanan pada suhu kamar dapat mendorong pertumbuhan bakteri
- Pemberian vaksin rotavirus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar