Jumat, 16 Januari 2015

PEMERIKSAAN SARAF KRANIAL PADA BAYI





BAB 1

PENDAHULUAN


A.      LATAR BELAKANG
Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi yang bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan keseluruh bagian tubuh, serta memberikan respons terhadap rangsangan tersebut. Pengaturan penerima rangsangan dilakukan oleh alat indra, pengolah rangsangan dilakukan oleh saraf pusat yang kemudian meneruskan untuk menanggapi rangsangan yang datang dilakukan oleh sistem saraf dan alat indra.
Saraf kranial (Latin: nervii craniales) merupakan 12 pasang saraf pada manusia yang mencuat dari otak, berbeda dari saraf spinal yang mencuat dari sumsum tulang belakang. Saraf kranial merupakan bagian dari sistem saraf sadar.  Setelah membicarakan sarafnya, ada baiknya kita juga mengetahui dari mana saraf tersebut berasal yaitu nukleus saraf kranialis yang terletak di batang otak. Sel saraf motorik dari saraf kranialis yang berada di batang otak merupakan bagian dari LMN, sedangkan bagian UMNnya diperankan oleh sel saraf motor kortikal. Yang luar biasa dari nukleus saraf kranialis adalah persarafannya yang berasal dari serat saraf dari 2 sisi hemisfer otak.
Pentingnya saraf kranial bagi tubuh manusia maka sangat di perlukan berbagai macam cara perawatannya agar tidak terjadi suatu hal yang tidak di inginkan.Salah satunya dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan untuk mengetahui kelainan-kelainan yang terdapat pada sistem saraf tersebut.Dengan di susunnya makalah ini kita akan mengetahui bagaimana proses pemeriksaan saraf kranial.
Sistem saraf juga adalah serangkain organ yang komplek dan bersambungan serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Sistem persarafan merupakan salah satu organ yang berfungsi untuk menyelenggarakan kerja sama yang rapi dalam organisasi dan koordinasi kegiatan tubuh. Pemeriksaan saraf kranial pada anak dapat dilakukan walaupun diperlukan trik-trik khusus dalam cara pemeriksaannya yang berbeda dengan orang dewasa. Abnormalitas saraf kranial menandakan adanya lesi intrakranial seperti pendarahan atau malformasi kongenital.
Yang harus diperhatikan pada pemeriksaan adalah : Penyakit pada mukosa hidung, baikyang obstruktif (rinitis) atau atropik (ozaena) akan menimbulkan positif palsu. Pada pembauan bisa menurun (hiposmia).                                                                                                     
Yang penting adalah gangguan pembauan yang sesisi (unilateral) tanpa kelainan intranasal dan kurang disadari penderita (kronik), perlu dipikirkan suatu glioma lobus frontalis, meningioma pada crista sphenoidalis dan tumor parasellar. Fungsi pembauan juga bisa hilang pada trauma kapitis (mengenai lamina cribosa yang tipis) dan meningitis basalis (sifilis, tuberkulosa). Untuk membedakan  hambatan pembauan karena penyebab psychic dengan organik, pemeriksaan tidak hanya memakai zat yang merangsang N II, tapi juga yang merangsang N V (seperti amoniak). Meskipun N I tidak dapat membau karena rusak, tetapi N V tetap dapat menerima rangsangan amoniak. Bila dengan amoniak tetap tidak membau apa-apa maka kemungkinan kelainan psycis.         
A.      RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah pengertian Saraf Kranialis?
2.      Apa sajakah fungsi motoris,otonom,dan fungsi sensorik pada Saraf Kranial?
3.      Apa sajakah pembagian, jenis dan funfsi 12 saraf kranial?
4.      Bagaimana Cara pemeriksaan saraf kranial ?
Agar dapat memahami beberapa rumusan masalah yang telah kami sebutkan di atas, kami akan membahas masalah tersebut pada bagian pembahasan.
B.       TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kami pada mata kuliah Ilmu Kesehatan Anak di kampus Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang.Selain itu, penulisan dari makalah ini juga bertujuan untuk memberkan sedikit informasi yang kami ketahui kepada pembaca mengenai bagian saraf kranialis dan fungsinya.



BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian saraf kranial

Saraf kranial (Latin: nervii craniales) adalah 12 pasang saraf pada manusia yang mencuat dari otak, berbeda dari saraf spinal yang mencuat dari sumsum tulang belakang. Saraf kranial merupakan bagian dari sistem saraf sadar. Dari 12 pasang saraf, 3 pasang memiliki jenis sensori (saraf I, II, VIII); 5 pasang jenis motorik (saraf III, IV, VI, XI, XII) dan 4 pasang jenis gabungan (saraf V, VII, IX, X). Pasangan saraf-saraf ini diberi nomor sesuai urutan dari depan hingga belakang, lazimnya menggunakan angka romawi Saraf kranial sendiri merupakan bagian dari sistem saraf tapi namun berlokasi di dekat sistem saraf pusat yakni kranium/tengkorak. Sehingga seringkali mereka disalah klasifikasikan.Saraf-saraf ini terhubung utamanya dengan struktur yang ada di kepala dan leher manusia seperti mata, hidung, telinga, mulut dan lidah. Pasangan I dan II mencuat dari otak besar, sementara yang lainnya mencuat dari batang otak.




Pembagian, jenis dan fungsi 12 saraf kranial
Saraf kranialis dibagi menjadi 12 jenis, yaitu :


Nomor
Nama
Jenis
Fungsi
I
Sensori
Menerima rangsang dari hidung dan menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai sensasi bau
II
Sensori
Menerima rangsang dari mata dan menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai persepsi visual
III
Motorik
Menggerakkan sebagian besar otot mata
IV
Motorik
Menggerakkan beberapa otot mata
V
Gabungan
Sensori: Menerima rangsangan dari wajah untuk diproses di otak sebagai sentuhan
Motorik: Menggerakkan
rahang
VI
Motorik
Abduksimata
VII
Gabungan
Sensorik: Menerima rangsang dari bagian anterior lidah untuk diproses di otak sebagai sensasi rasa
Motorik: Mengendalikan otot wajah untuk menciptakan ekspresi wajah
VIII
Sensori
Sensori sistem vestibular: Mengendalikan keseimbangan
Sensori koklea: Menerima rangsang untuk diproses di otak sebagai suara
IX
Gabungan
Sensori: Menerima rangsang dari bagian posterior lidah untuk diproses di otak sebagai sensasi rasa
Motorik: Mengendalikan organ-organ dalam
X
Gabungan
Sensori: Menerima rangsang dari organ dalam
Motorik: Mengendalikan organ-organ dalam
XI
Motorik
Mengendalikan pergerakan kepala
XII
Motorik
Mengendalikan pergerakan lidah
             






v    Pemeriksaan Saraf Kranial
Pemeriksaan saraf kranial pada anak dapat dilakukan walaupun diperlukan trik-trik khusus dalam cara pemeriksaannya yang berbeda dengan orang dewasa. Abnormalitas saraf kranial menandakan adanya lesi intrakranial seperti pendarahan atau malformasi kongenital.

Saraf Kranial
Cara Pemeriksaan
I
Penciuman
Tidak bisa dilakukan
II
Ketajaman pengelihatan
Buat bayi mengamati wajah pemeriksa, perhatikan adanya respon fasial dan mengikuti gerakan (tracking)
II, III
Respon terhadap cahaya
Gelapkan ruangan, posisikan bayi dalam posisi duduk sehingga matanya membuka.
Gunakan penlight untuk memeriksa refleks kedip optik (mengedip sebagai respon terhadap cahaya).
v Gunakan otoskop (tanpa spekulum) untuk menilai respon papillary.
III, IV, VI
Gerakan ekstraokular
Observasi pergerakan mata bayi mengikuti wajah pemeriksa dari sisi ke sisi.
Gunakan sinar bila perlu.
V
Motorik
Periksa refleks rooting
Periksa refleks isap (perhatikan saat bayi menyusui ASI/susu botol)
VII
Fasial
Observasi kesimetrisan wajah dan dahi saat bayi tersenyum atau menangis.
VIII
Akustik
Lakukan tes refleks kedip akustik (kedua mata mengedip sebagai respon terhadap suara keras).
Observasi pergerakan bayi mengikuti sumber suara.
IX, X
Menelan
Observasi koordinasi sewaktu menelan.
XI
Aksesorius
Perhatikan kesimetrisan bahu.
XII
Hipoglossal
Observasi koordinasi proses menelan, mengisap, dan penjuluran lidah.
Pencet hidung, perhatikan refleks membukanya mulut dengan ujung lidah di garis tengah.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari makalah di atas kelompok kami menyimpulkan bahwa Saraf Kranial, merupakan saraf yang secara letak berada di dekat otak dan terbagi menjadi 12 pasang saraf. Ke-12 saraf tersebut melewati tulang kranium sehingga saraf-saraf ini lazim disebut saraf kranial. Nama dari saraf-saraf tersebut berasal dari urutan letak mereka mulai dari atas ke bawah. Fungsi utama dari saraf-saraf ini adalah mengatur segala fungsi organ-organ yang berada di daerah kepala mulai dari kesadaran, fungsi berkomunikasi, fungsi mengunyah, hingga fungsi menelan. Saraf kranial memiliki 3 macam fungsi yakni motorik, sensoris, dan otonom dan berbeda pada masing-masing saraf. Salah satu fungsi saraf kranialis adalah fungsinya yang memungkinkan kita untuk menelan dan berbicara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar